2 Agu 2024
Manajemen bahaya dan risiko merupakan elemen krusial dalam Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan Angkutan Umum (SMK PAU). Elemen ini bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengendalikan segala jenis bahaya yang berpotensi menimbulkan kecelakaan atau insiden lainnya dalam operasional angkutan umum.
Tujuan Manajemen Bahaya dan Risiko
Mencegah kecelakaan
Mengidentifikasi dan menghilangkan atau meminimalkan bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan.Meningkatkan keselamatan
Menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman bagi pengemudi, penumpang, dan masyarakat umum.Mematuhi peraturan
Memastikan perusahaan memenuhi semua peraturan dan standar keselamatan yang berlaku.Meningkatkan efisiensi
Mengurangi kerugian akibat kecelakaan, seperti biaya perbaikan kendaraan, biaya perawatan medis, dan denda.
Proses Manajemen Bahaya dan Risiko
1. Identifikasi Bahaya
Melakukan identifikasi sistematis terhadap semua bahaya yang mungkin terjadi dalam operasi angkutan umum, baik bahaya yang bersifat fisik, kimia, maupun ergonomi.
Melibatkan seluruh karyawan dalam proses identifikasi bahaya, karena mereka yang paling mengetahui kondisi kerja sehari-hari.
Contoh bahaya: kondisi jalan yang buruk, kerusakan kendaraan, kelelahan pengemudi, cuaca buruk, dan lain-lain.
2. Penilaian Risiko
Menilai tingkat keparahan dan kemungkinan terjadinya setiap bahaya yang telah diidentifikasi.
Menggunakan matriks risiko untuk mengklasifikasikan bahaya berdasarkan tingkat risikonya.
Prioritaskan bahaya dengan risiko tinggi untuk segera ditangani.
3. Pengendalian Risiko
Menerapkan tindakan pengendalian yang efektif untuk mengurangi atau menghilangkan risiko.
Tindakan pengendalian dapat berupa:
a. Eliminasi
Menghilangkan bahaya secara total jika memungkinkan.
b. Substitusi
Mengganti bahan atau proses yang berbahaya dengan yang lebih aman.
c. Pengendalian teknik
Menggunakan peralatan pelindung diri (APD), sistem peringatan dini, atau barrier fisik.
d. Pengendalian administratif
Membuat prosedur kerja yang aman, memberikan pelatihan, dan melakukan pengawasan.
e. Pengendalian lingkungan
Mengubah lingkungan kerja agar lebih aman.
4. Monitoring dan Evaluasi
Melakukan pemantauan secara berkala terhadap efektivitas tindakan pengendalian yang telah dilakukan.
Mengevaluasi kembali risiko secara berkala untuk memastikan bahwa tindakan pengendalian masih relevan.
Melakukan penyesuaian terhadap tindakan pengendalian jika diperlukan.
Contoh Penerapan Manajemen Bahaya dan Risiko:
Identifikasi
Mengidentifikasi bahwa kondisi jalan yang buruk merupakan bahaya yang signifikan.Penilaian
Menilai bahwa kondisi jalan yang buruk memiliki kemungkinan tinggi untuk menyebabkan kecelakaan dengan dampak yang serius.Pengendalian
Melakukan inspeksi rutin terhadap kondisi jalan, memberikan pelatihan kepada pengemudi tentang cara mengemudi di jalan yang licin, dan memasang tanda peringatan di area yang berpotensi berbahaya.Monitoring
Melakukan pemantauan terhadap kondisi jalan secara berkala dan mengevaluasi efektivitas tindakan pengendalian yang telah dilakukan.
Manfaat Manajemen Bahaya dan Risiko:
Peningkatan keselamatan
Mengurangi jumlah kecelakaan dan insiden.Peningkatan efisiensi
Mengurangi biaya akibat kecelakaan.Peningkatan kepatuhan
Memastikan perusahaan memenuhi semua peraturan dan standar keselamatan yang berlaku.Peningkatan citra perusahaan
Menunjukkan komitmen perusahaan terhadap keselamatan.
Kesimpulan
Manajemen bahaya dan risiko merupakan elemen penting dalam SMK PAU yang harus dilaksanakan secara sistematis dan berkelanjutan. Dengan mengidentifikasi, menilai, dan mengendalikan bahaya secara efektif, perusahaan angkutan umum dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan mengurangi risiko kecelakaan.
Untuk masalah perizinan andalalin percayakan kepada kami. Sudah banyak pemilik usaha ataupun gedung yang mempercayakan pengurusan andalalinnya kepada kami. Segera konsultasikan masalah/kebutuhan andalalin anda di sini.